Langit biru mulai bercampur dengan
jingga mentari, bersatu padu memperjelas keindahan-Nya. Duduk sendiri di tengah
keramaian menunggu sang waktu memanggil. Kebisingan menjadi indra yang paling
peka, menutup matapun tak mampu menghiraukan apa yang terjadi di sekitar. Aku
sendiri tapi tak sendiri, mencoba berbaur tapi tak sanggup. Yang hanya bisa
kulakukan menatap nanar apa yang terjadi di depan mata. Tawa, gurauan, teriakan
anak-anak manusia menjadi pemandangan yang memenuhi penglihatan. Seketika
teringat pada saat aku masih duduk dimeja SMA, ujian nasional pun telah usai
kini tinggal saatnya menunggu kabar baik dari pusat pendidikan yang mana hasil
pekerjaanku waktu ujian nasional adalah penentun kelulusan. Menunggu adalah hal
yang sangat membosankan apalagi menunggu kabar kelulusan, pasti semua orang
takut akan hari itu dimana hari yang sangat bersejarah itu akan tiba, semua
kebersamaan bersama teman-teman dan guru serta karyawan maupun orang-orang
diekitas sekolah akan berakhir pada hari itu, berakhir bukan berarti berpisah
selamanya namun berpisah untuk bertemu kembali.
Tiba dihari dimana semua siswa-siswi dan
para orangtua dicemaskan dengan selembar kertas yang berbalut amplop kecil
berwarna coklat itu. Dengan pelan-pelan amplop itu dibukanya, pelukan, tangisan,
teriakan dan tawa itu bercampur menjadi satu. Pastinya bahagia, namun dibalik
rasa bahagia itu ada rasa sedih. Yah, sedih karena kita semua akan berpisah
untuk sementara waktu, janji kita adalah bertemu kembali bercerita lagi bahagia
bersama. Beberapa hari setelah hari itu lewat, orangtuapun menanyakan
kelanjutan setelah lulus program SMA. Ibu menghampiri sembari bertanya “Sudah
lulus SMA, lalu mau kemana kamu kerja atau kuliah? “. Yah... pertanyaan itu
yang membuatku bimbang tidak karuan, kalo terjun kerja aku mau kerja apa dan
dimana ? sedangkan sebelumnya juga belum pernah terjun kedunia kerja. Nah, kalo
aku kuliah mau kuliah jurusan apa dan dimana ?. Akhirnya aku putuskan dengan
beribu ribu keyakinan pada diri sendiri bahwa “Aku ingin kuliah !”. Awalnya orangtua
tidak setuju dengna keputusanku ini mereka sangat berat hati sulit sekali untuk
menyakinkan mereka bahwa aku mampu bersaing didunia pendidikan. Terus berdo’a
kepada Allah SWT agar keputusanku diridhoi oleh orangtua karena ridho merekalah
yang akan mampu memberikan segala kemudahan disetiap kesulitan yang akan
dihadapi.
Tibalah bulan dimana semua perguruan
tinggi membuka pendaftaran untuk mahasiswa baru. Mahasiswa, yah.. kini bukan saatnya
menemukan jati diri lagi tapi saatnya menentukan dan meneruskan jati diri itu. Sudah
beberapa perguruan tinggi aku mencari informasi tentang semua hal yang
berkaitan dengan keputusan dan pilihanku, pendaftaran pertama pasti di negeri
dulu, yaaa.. siapa si yang tidak ingin kuliah di perguruan tinggi negeri pasti
semua calon-calon mahasiswa juga sangat menginginkan melanjutkan pendidikannya
di perguruan tinggi negeri. Ada salah satu perguruan tinggi (kampus 1) yang diinginkan
sekali, aku mendaftar dan beberapa minggu barulah diadakannya test, dimana test
itu diadakan serentak diseluruh perguruan tinggi terbaik nama testnya yaitu “SBMPTN”.
Test sudah dijalani tinggal menunggu hasil, berminggu minggu menunggu dengan
cemas tak karuan, akhirnya tiba saatnya dimana pengumuman itu bisa dilihat di
sebuah situs web site resmi. Yang aku lihat kata kata “Anda tidak lolos di
universitas......”. Hancuuuuur... tapi.... ingat karena orang tua sudah mempercayai
kalo aku mampu, disitu aku bangkit kembali dengan rasa ikhlas menerima
kenyataan. Beberapa minggu setelah diadakannya test SBMPTN kini tiba saatnya
test UMPTN. Masih dengan perguruan tinggi yang sama saya mencoba kembali
keberuntungan saya untuk menjadi salah satu mahasiswa di perguruan tinggi
tersebut. Test telah usai seperti biasa menunggu hasil dari test tersebut,
sembari menunggu pengumuman saya mencoba mencari-cari informasi perguruan
tinggi terbaik akhirnya saya menemukan dan langsung saya datang kekampus
(kampus 2) tersebut untuk melihat lebih luas tentang yang saya cari. Pendaftaran,
saya putuskan untuk mendaftar langsung. Saya mencari-cari informasi lagi
tetntang perguruan tinggi (kampus 3) terbaik lagi-lagi menemukan yang sesuai
dengan apa yang saya inginkan. Yaaah. Pendaftaran online saya pun mendaftra
dengan tidak berfikir panjang karena pendaftran pun ternyata sudah jatuh tempo.
Tibalah pengumuman UMPTN disalah satu perguruan tinggi (kampus 1) lagi-lagi
kalimat yang saya jumpai “Anda tidak lolos di universitas......”. Dengan
semangat dukungan dari orangtualah saya menjadi untuk lebih kuat dan ikhlas
bahwasannya itu bukan rezeki yang Allah berikan kepada saya. Luapakan yang
sudah terjadi kini saatnya bangkit kembali dengan semangat yang masih sama. Pelaksanaan
test pun tiba di kampus (kampus 2) yang kemarin saya daftar sayangnya
pelaksanaan test dikampus (kampus 3) ini pun pelaksanaan test nya sama jadi
saya benar-benar diposisi yang harus bagaimana pastinya bingung harus merelakan
salah satu diantara pilihan itu. Akhirnya setelah beberapa hari saya mantapkan
dan yakinkan untuk melaksanakan tes di kampus (kampus 3) yang terakhir saya
pilih.
Setelah menerima kabar gagal dari
pengumuman UMPTN kemarin dikampus (kampus 1) yang pertama saya daftar, tidak
pikir panjang lagi sayapun mendaftar kembali dengan test UM. Sembari menunggu
pengumuman hasil test UM saya beralih melaksanakan test dikampus (kampus 3)
terakhir yang saya pilih. Pengumuman di kampus pertama (kampus 1) pun telah
tiba dimana hari itu hari yang menuruku hari yang paling membosankan karena
lagi lagi dan lagi mendapatkan kalimat “Anda tidak lolos” bukan mengangis tapi
malah ketawa sambil berfikir “Kok bisa yah ? hehe”. Sudahlah, mungkin bukan
takdir saya. Beberapa minggu selang pengumuman di kampus pertama itu kampus yang
terakhir saya pilihpun akhirnya sudah tiba hari dimana test yang saya kerjakan
akan keluar hasilnya. Yaaaah, penentu dari segala penentu, harapan dari segala
harapan karena ini adalah harapan terakhir, dan yang saya lihat pada situs web
adalah “Selamat, anda lolos” bahagia pastinya, karena semua usaha terbayar
lunas dengan melihat kalimat itu berdiri tegak didepan mata.
Begitulah, cerita mengenai saya dengan
pengalaman saya ditolak sana sini wkkw, semoga terinspirasi... karena kegagalan
bukan akhir dari semua harapan-harapan yang kalian tulis diatas impianmu. Tetap
semangat ! karena itulah kunci utama agar kalian ingat betapa besar
harapan-harapan yang ingin kalian capai.
Salam dari Afi....